Bung Tomo : Arsitek Pasukan Bom Syahid

 

Cita-cita sejati seorang pejuang besar, ingin mendidik anak anak muda bangsa menjadi patriot bangsa. Baginya perjuangan tak memiliki arti, bila tak ada generasi penerus yang memiliki jiwa patriot.

Demikian sedikit dari bagian rencana masa depan seorang patriot bangsa yang lahir di Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920, dengan nama Sutomo dan dikenal oleh bangsa ini sebagai Bung Tomo. Sebagai pejuang memang tak henti-hentinya terus memikirkan nasib bangsa. Bung Tomo khawatir jika tak ada generasi penerus yang berjiwa patriot, maka bangsa Indonesia akan hancur dan tentu akan kembali di jajah dalam bentuk lain.

Jiwa patriot yang tertanam dalam dada Bung Tomo, adalah jiwa patriot yang lahir dari kekuatan iman seorang Muslim. Bung Tomo meyakini bahwa berjuang dengan niat ikhlas membela kemerdekaan serta kedaulatan bangsa atas nama Allah, maka tak ada satu pun kerugian yang ia dapatkan. Untuk itulah, saat pemerintah waktu itu dianggap terlalu lambat dalam menghadapi pergerakan Belanda yang membonceng sekutu, Bung Tomo bersama rakyat melahirkan Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI), dan sejak 12 Oktober 1945 ia menjadi pucuk pimpinan di BPRI.

Sebagai pejuang yang lahir dari kepanduan, ia telah dibekali pemahaman serta pengajaran agama yang matang. Bung Tomo, memegang teguh prinsip bahwa sebagai seorang pandu dan pejuang bangsa dirinya harus suci dalam perkataan atau pun perbuatan. Bekal inilah yang menjadi pondasi dasar dalam setiap pergerakan perjuangannya, sehingga pekikan Allahu Akbar yang selalu terdengar dalam menyemangati perlawanan pemuda dan rakyat memiliki kekuatan sangat besar dan tak tertandingi.

Kalimat Allahu Akbar, serta semboyan merdeka atau mati syahid, merupakan semboyan yang sangat akrab diteriakkan melalui corong radio. Saat itu hanya ada dua orang besar yang mampu mengobarkan semangat perlawanan melalui pidato-pidato perjuangan, Bung Tomo dan Soekarno.

Kisah-kisah perjuangan yang sangat menarik banyak lahir dalam setiap kali terjadi aksi pertempuran, dan ini bukti dari pertolongan Allah kepada para tentaranya yang rela mengorbankan jiwa dan hartanya demi menegakkan nilai-nilai kebenaran. Sebagaimana yang dialami Bung Tomo dalam satu perang gerilya, bersama pasukannya saat sudah tak bisa lagi berbuat apa-apa karena pesawat Belanda ketika itu telah mengepung dari atas dan tak ada lagi tempat berlindung. Namun atas kebesaran dan kekuasaan Allah, gumpalan awan menutupi Bung Tomo beserta pasukannya yang berada dalam sasaran tembak pesawat-peswat tempur Belanda.

Inilah yang semakin mengokohkan jiwa perlawanan Bung Tomo. Semangat jihadnya terus meningkat, dan ia tanamkan kepada teman-teman seperjuangannya. Termasuk saat terjadi perisitwa 10 November 1945, Bung Tomo adalah penggerak perlawanan rakyat yang didukung oleh ulama-ulama Surabaya kala itu. Untuk itulah sebagai seorang pejuang besar yang bergerak bersama dengan pekikan Allah Akbar, Bung Tomo menjadi orang yang paling diinginkan Belanda. Bagi yang dapat menangkap atau pun membunuh Bung Tomo, Belanda menjanjikan hadiah besar.

Perjuangan kala itu benar-benar membutuhkan pengorbanan yang besar, dan salah satunya adalah pengorbanan jiwa dengan tulus. Di antara tahun 1945-1949, sebagai bentuk lain perjuangan, Bung Tomo membentuk pasukan berani mati, yakni pasukan bom syahid yang siap mengorbankan jiwanya untuk menghancurkan tentara sekutu dan Belanda yang ingin kembali menancapkan kukunya di bumi pertiwi. Suasana revolusi saat itu, benar-benar melahirkan banyak jiwa-jiwa patriot. Sehingga Bung Tomo pun sangat terharu ketika seorang pemuda dengan perawakan lusuh dan datang jauh dari Surabaya, sekadar ingin bergabung menjadi pasukan bom syahid yang siap meledakkan dirinya ke arah tank-tank penjajah.

Pasukan bom syahid yang dibentuk oleh Bung Tomo, adalah pasukan terlatih dan benar-benar ditempa keimanannya. Termasuk pemuda yang telah mengesankan Bung Tomo, ia menjadi bom syahid pertama yang menubrukkan dirinya ke tank Belanda. Dan bersama dengan hancurnya tank tersebut, bersamaan itu pula lahir satu syuhada yang menjadi bunga bangsa dan teladan bagi siapa pun yang mengaku sebagai pejuang bangsa dan agama.

Sebagai seorang pejuang yang berjuang bersama buruh, petani, tukang becak dan rakyat jelata lain, Bung Tomo tetap mempertahankan kehidupan bersahaja, dan tak pernah mau menerima dalam bentuk apa pun fasilitas dari pemerintah setelah revolusi kemerdekaan usai. Bung Tomo tetaplah pejuang yang memikirkan rakyatnya, memikirkan bangsanya. Pengabdian terhadap bangsa dan negara tetap ia teruskan, semua demi satu tujuan dan keyakinan bahwa surga akan menanti di hadapannya.

Tanggal 16 Okotober tahun 1981, setelah melaksanakan wukuf di Arafah dalam rangkaian ibadah haji, Bung Tomo yang dilahirkan sebagai pejuang bangsa menutup usianya di tempat suci dan pada hari yang dimuliakan oleh Allah

 

Sumber: http://qalbusalim.wordpress.com

11 Responses so far »

  1. 1

    sibermedik said,

    Assalamualaikum…
    Syukron infonya..
    mampir ke Blog ane juga ya Akh…
    wasslmkm

  2. 2

    Aan Awaludin said,

    Subhanalloh…………….

    tubuh ini hanya bagian kecil dari mani yang tumbuh hanya karena Rahmat Alloh…
    tubuh ini hanya akan usang dan kembali tiada dari ujud pinjaman ini…
    selalu hati dan jiwa ini bermohon kepada Robb ku…
    jauhkan dan hindarkan dari kenistaan dan khilaf dari nafas yang syaitan hembuskan…
    kembali jiwa ini bermohon untuk fitroh ketika kembali pada Nya…
    ketika jiwa ini berpisah dari ujud pinjaman yang pasti lapuk ini…

    Maha Besar Alloh dan Maha Suci Alloh…

    Subhanalloh…
    semoga jiwa bung Tomo bisa terus kita teladani dan kita tumbuhkan…

    Salam

  3. 3

    trima kasih buat info ttg bung Tomo
    🙂

  4. 4

    epy said,

    Subhanalllah ya..perjuangan bung Tomo. Smoga qt jg bisa menjdi pejuang yg kek gitu, minimal untuk ndiri sendiri dlm mencari ridha Allah SWT sampe keakhir usia nanti.Amiiiin.

  5. 5

    NEEHAT said,

    hidup ISLAM!

  6. 6

    NEEHAT said,

    HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID

  7. 7

    Bagja said,

    Terimakasih infox,

  8. 8

    Pandangan Hidup Muslim

    ليس البران تو لواوجوهكم قبل المشرقوالمغرب ولكن البرمن امن باﷲ واليوم الاخروالملۑكة والكتب والنبين واتى المال على حبه ذ وى القربى واليتمى والمسكين وابن السبيل والسابلين وفى الرقاب و اقام الصلوة واتى الزكوة والموفون بعهدهم اذاعاهدواوالصبرين فى البٲساءواضراءوحين البٲس  اولﺊك الذين صدقواواولﺊك هم المتقون
    Albaqarah:177
    Bukanlah kebaikan itu mengadapkan pandanganmu ke arah timur dan barat, tetapi kebaikan itu adalah yang beriman kepada Allah, hari akhirat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada para kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang yang dalam perjalanan, orang yang meminta-minta, dan membebaskan perbudakan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang memenuhi janjinya bila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesengsaraan, penderitaan dan pada waktu peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Albaqarah:177)
    Mari kita pahami…

    Ada beberapa kajian:
    1.  تو لواوجوهكم قبل المشرقوالمغرب : menghadapkan pandanganmu ke timur dan barat.
    وجه Bisa berarti wajah, muka, pandangan, atau bahkan paham. Dan اوجوهكم adalah وجه dengan kata ganti orang kedua (kamu), berarti pandanganmu.
    Apakah maksud dari pandanganmu? Di sini bisa diartikan sebagai arti kiasan (konotatif) maupun arti sebenarnya (denotatif). Jika berarti denotatif, diterjemahkan “menghadapkan wajah”. Lengkapnya, kebaikan itu bukanlah berarti menghadapkan wajah kita ke barat atau ke timur, tetapi kebaikan itu adalah beriman kepada Allah”.
    Apakah kita telah memahami ayat tersebut?
    Sudah jelas bahwa shalat adalah perintah Allah SWT. Dan sudah jelas ketika shalat kita menghadapkan wajah kita ke Ka’bah. Dan shalat adalah sebuah kebaikan. Tapi, di sana disebutkan sebagai bukan kebaikan? Tentunya bukanlah arti tersebut yang dimaksud dalam ayat tadi.
    Maka kita memakai arti kedua, yaitu arti konotatif, yaitu pandangan atau perspektif atau pola pandang. Karena di dalam Quran, gaya bahasa perumpamaan juga menjadi bagian di dalamnya.
    Tidak berpandangan hidup kebarat-baratan (westernism) maupun ketimuran. Pandangan yang dikenal sebagai pola pandang dari barat adalah liberalisme. Dan sosialisme adalah salah satu paham atau pandangan yang bersifat ketimuran. Tetapi berpandangan hiduplah dengan Islam.

    2.  و اقام الصلوة و yaitu: mendirikan shalat
     و اقام الصلوة و terdiri dari dua kata,  اقام dan  الصلوة  . اقام atau قوم berarti menegakkan atau mendirikan. Dan الصلوة adalah shalat. Ayat ini mendeskripsikan bahwa kebaikan bagi manusia adalah ketika ia mendirikan shalat, menunaikan zakat, memenuhi janjinya dan sabar dalam setiap keadaan, bahkan di dalam kesengsaraan yang sangat.
    3. Kata  المتقون adalah jenis kata pelaku , artinya orang-orang yang melakukan suatu perbuatan. Dalam hal ini adalah فاعل . Sehingga muttaqun adalah pelaku aktif ketakwaan. Yaitu orang-orang yang berpandangan dengan petunjuk Allah (Quran), percaya bahwa hari akhir pasti terjadi lalu dia menjaga akhlaknya, menjadikan Quran sebagai pedoman,mengikuti tuntunan hidup para nabi, mencari penghidupan dan menafkahkannya dengan cara yang benar. Intinya bertakwa adalah hidup secara benar sesuai petunjukNya.

    Ayat ini menegaskan sekali lagi tentang arti kata iman امان . Iman adalah pandangan dan sikap hidup kita. Islam adalah beriman kepada Allah dan rasulNya. Dengan demikian, Islam berarti pandangan dan sikap hidup berdasarkan Quran. Akhirnya, menjadi muslim berarti menjadi orang yang berpandangan dan bersikap hidup dengan Quran. Sudahkah kita menjadi muslim?

  9. 9

    Sukamto Nuri said,

    Okelah ada arsitek pasukan bom syahid, tapi harus tepat caranya, tepat waktunya, tepat tempatnya, tidak sembarangan aja.

  10. 10

    faroq said,

    kepanduan bukan berarti PKs kan?

  11. 11

    Yuti Tiltil said,

    Tapi Islam kini hanya sekedar ajaran ritual doang..


Comment RSS · TrackBack URI

Leave a reply to yossyrahadian Cancel reply